Senin, 15 Juni 2009

Studi Analisis tentang Dukungan Sistem Informasi Pasca terjadinya Gempa dan Gelombang Tsunami di NAD dan Sumut

Abstrak

Dukungan sebuah sistem informasi bagi suatu organisasi ataupun bagi masyarakat
sudah sangat diperlukan, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan informasi yang
cepat, tepat dan akurat. Sebuah sistem informasi harus dapat meng-informasikan suatu
keadaan dimana suatu informasi itu dibutuhkan. Oleh karena itu dalam perencanaan
Sebuah sistem informasi harus diperhitungkan kemampuan daya dukung sebuah sistem
informasi terhadap siapa dan kapan informasi itu dibutuhkan.
Dukungan Sistem informasi pasca terjadinya gempa dan gelombang tsunami seperti di
Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara sudah sangat diperlukan untuk
Memperlancar Penanganan Proses Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi dan saranaprasarana,
sistem informasi tersebut diharapkan dapat menjawab dengan cepat, tepat
dan akurat tentang berbagai kerugian yang diakibatkan oleh suatu bencana. Dukungan
sistem informasi tersebut sangat diperlukan agar para korban bencana dapat mengetahui
dengan cepat tentang jumlah kerugian yang diakibatkannya, dukungan sistem tersebut
itu juga dapat menjadi suatu pertimbangan pengambilan putusan guna mengambil
langkah-langkah rehabilitasi pasca terjadinya gempa. Dalan sistem ini juga diperlukan
dukungan sebuah sistem yang bergeoreferensi seperti sistem informasi geografis (SIG).
Agar sistem informasi tersebut dapat diterima secara cepat, tepat dan akurat, sistem
yang dirancang harus terstruktur dengan pengambilan data yang sesuai dan yang
terpenting adalah terintegrasi, artinya sebuah sistem dapat diitegrasikan secara on-line
ke berbagai kota dengan koordinasi dari pusat data, dan informasi tersebut harus dapat
diakses oleh seluruh belahan dunia dengan teknologi Internet.

[1] . Pendahuluan

Bencana dapat datang kapan saja dan dimana saja di berbagai wilayah kesatuan
Indonesia, datangnya suatu bencana tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu walaupun
banyak studi tentang itu. Analisis terhadap suatu bencana dapat saja diprediksi dari
analisis gejala alam, tetapi keakuratannya tidak dapat diterima seratus persen.
Banyak kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana baik kerugian
jiwa, materi dan sarana-prasarana, belum lagi kerusakan mental yang diakibatkan dari
bencana tersebut. Untuk mengurangi beban bagi masyarakat yang ditimpa bencana dan
untuk mempercepat penanganan proses identifikasi kerugian yang diakibatkan oleh
bencana tersebut, maka diperlukan suatu sarana sistem informasi yang tepat dan akurat
agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang diinginkannya, serta mempercepat
proses pengambilan putusan dan bagaimana cara penanggulangannya.
Kebutuhan akan Sistem Informasi untuk mengidentifikasi kerugian jiwa, materi
dan sarana-prasarana sudah sangat dibutuhkan, mengingat Indonesia sangat rentan akan
bencana. Bukan hanya yang terjadi sekarang ini yaitu di Nangroe Aceh Darussalam dan
Sistem Informasi Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi, Sarana-prasarana Pasca Bencana 2
Sumatera Utara, tapi Indonesia memang merupakan negara terkaya dalam kegempaan,
disamping itu sebagai Benua Maritim Indonesia(BMI) yang dua pertiga wilayahnya
terdiri dari lautan dan merupakan tepi benua aktif(active continental margin) maka
tsunami selalu mengancam wilayah pesisir baik bagian luar maupun dalam BMI,.begitu
juga dengan bencana demi bencana sangat sering terjadi di daerah-daerah lainnya seperti
longsor ,banjir dan lainnya. Oleh karenanya untuk mempercepat diperolehnya informasi
tentang indentifikasi kerugian jiwa, materi dan sarana-prasarana dibutuhkan sistem yang
dapat menginfomasikan keadaan yang demikian, terutama proses pengidentifikasian
kerugian jiwa dengan cepat agar masyarakat dapat mengidentifikasikan sanak keluarga
yang selamat atau yang sudah tiada.
Studi kasus yang telah dilakukan pada saat terjadinya gempa bumi dan fenomena
tsunami di Biak menunjukkan bahwa pengkajian dapat dilakukan secara cepat dengan
bantuan mengakses bervariasi data dari sumber internet, hal seperti itu juga dapat
dilakukan dengan sistem formasi untuk mengidentifikasi kerugian yang diakibatkan
bencana.
Sistem Informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kerugian jiwa, materi
dan sarana-prasarana pasca bencana adalah sistem yang terintegrasi, agar informasi yang
diperoleh dapat dilihat di seluruh indonesia bahkan dunia dengan teknologi Internet.
Untuk mewujudkan sistem tersebut dibutuhkan data yang lengkap mengenai
jumlah penduduk disuatu daerah, data pemukiman seperti jumlah rumah, data saranaprasarana
dan data kawasan yang ada didaerah tersebut. Dari data yang tersebut nantinya
akan dicocokkan dengan data setelah terjadinya bencana, bahkan dapat dibuat sistem
informasi geografis yang memperlihatkan informasi sebelum dan sesudah terjadi bencana
dengan melakukan overlay, yang nantinya dapat diprediksi dengan tepat dan cepat jumlah
kerugian jiwa, materi dan sarana-prasarana didaerah yang terjadi bencana tersebut.

[2] . Pemikiran Sistem Informasi identifikasi Kerugian Bencana Gempa dan
Tsunami

Pengantar
Pada tanggal 26 Desember 2004 jam Delapan, gempa yang berkekuatan 9,5 scala
richter yang disertai badai Tsunami yang berpusat di samudera Hindia telah meluluh
lantakkan propinsi ujung barat indonesia (Nangroe Aceh Darussalam) dan Sumateta utara
bahkan sampai ke belahan dunia lainnya, sepeti Srilangka, India , Thailand, malaysia, dan
lainnya yang daerahnya berdekatan dengan pesisir dan radiusnya berdekatan dengan
pusat gempa. Akibat dari gempa dan Tsunami tersebut, Puluhan bahkan ratusan ribu jiwa
melayang dalam sekejap, bukan hanya itu kerugian materi, sarana-prasarana juga ikut
hilang dalam bencana tersebut. Banyak saudara kita kehilangan sanak saudara, tempat
tinggal dan sarana dan prasarana didaerah tersebut tidak berfungsi lagi.
Pasca Bencana di daerah Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera utara telah
menyisakan kepedihan, mayat-mayat bergelimpangan, rumah-rumah hancur, saranaprasarana
tidak berfungsi. Orang orang yang masih hidup sibuk mencari sanak saudara
yang masih tertinggal. Daerah yang ditimpa bencana tersebut seperti kota mati, tanpa
Sistem Informasi Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi, Sarana-prasarana Pasca Bencana 3
penerangan, komunikasi terputus dan sangat sulit memprediksi berapa kerugian yang
diakibatkannya.
Diprediksi untuk memulihkan keadaan pasca bencana perlu waktu bertahun tahun.
Untuk mengidentifikasi kerugian, baik kerugian jiwa, materi dan sarana-prasarana sangat
sulit memprediksinya karena keterbatasan sarana dan tidak tersedianya suatu sistem yang
memadai.
Berikut diperlihatkan gambar yang diambil melalui citra satelit, gambar tersebut
memperlihatkan pusat gempa dan kemudian disertai terbentuknya gelombang tsunami,
gambar tersebut juga memperlihatkan daerah-daerah yang ditimpa bencana di Nangroe
Aceh Darussalam dengan citra tiga dimensi yang memperlihatkan letak dan ketinggian
tanahnya.
Informasi yang didapat pasca bencana tentang berapa jumlah kerugian jiwa,
materi dan sarana-prasarana masih simpang siur karena tidak adanya suatu sistem yang
dapat mengakomodir kebutuhan informasi tersebut, dan ini berdampak pada lambatnya
penanganan yang harus dilakukan pasca bencana di Nangroe Aceh Darussalam dan
Sumatera Utara.
Dari sekian banyak bencana yang terjadi di tanah air, sudah saatnya kita harus
memikirkan suatu sistem yang dapat menginformasikan keadaan dan prediksi kerugian
suatu daerah pasca terjadinya bencana secara cepat, tepat dan akurat. Alternatif sistem
yang dirancang adalah sistem yang bergeo-referensi seperti Sistem Informasi Geografis.
Dasar Pemikiran
Sumber : Digital Globe Publised by LAPAN 2004
Sistem Informasi Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi, Sarana-prasarana Pasca Bencana 4
Kebutuhan akan Sistem Informasi sudah sangat diperlukan, bahkan disegala
bidang dan disetiap denyut nadi kehidupan, kebutuhan akan informasi sangat dirasa
penting karena menyangkut suatu organisasi bahkan masyarakat luas sesuai kebutuhan
dari informasi yang diperlukannya.
Ditinjau dari maknanya Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.1
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi
manajemen di dalam pengambilan putusan. Pertanyaannya adalah darimana informasi
tersebut bisa didapatkan ?. Informasi dapat diperoleh dari Sistem Informasi (information
systems) atau disebut juga dengan processing systems atau information processing
systems atau information-generating systems
Sistem Informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis
sebagai berikut:
Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
dengan laporan-laporan yang diperlukan2.
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat
dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya
dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.
Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal,
yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan
(relevance). jadi suatu sistem informasi terutama identifikasi kerugian pasca bencana
menjadi prioritas utama agar beban masyarakat yang ditimpa bencana dapat dikurangi.
Untuk memperoleh sistem informasi yang berkualitas, tergantung dari data yang
didapat. Data diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi. oleh karenanya
data yang diambil harus lengkap dan terstruktur agar informasi yang dihasilkan juga
dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Jadi sistem informasi Identifikasi Kerugian jiwa, Materi dan sarana-prasarana
nantinya harus berkualitas dengan mengadopsi aturan dan ketentuan perencanaan sebuah
sistem informasi, agar sistem tersebut dapat berdaya guna dan tepat sasaran.

Analisis dan Perancanan

Sistem Informasi identifikasi Kerugian pasca Bencana yang akan dikembangkan
harus ditetapkan lebih dahulu spesifikasi dan ketentuan-ketentuan teknis lainnya. Hal ini
akan sangat menentukan keberhasilan pengembangan sistem selain juga akan sekaligus
menjadikan perencanaan dan implementasi sistem dapat berlangsung dengan sistematis
dan terarah.
1 Menurut Yogiyanto HM,Analisis dan Disain Sistem Informasi.(yogyakarta Andi yogyakarta,1989) hal 8.
2 Robert A. Leitch/K. Roscoe Davis. Accounting Information Systems. (New Jersey Prentice-Hall, 1983),
hal 6.
Sistem Informasi Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi, Sarana-prasarana Pasca Bencana 5
Untuk mewujudkan Sistem tersebut yang sesuai dengan kebutuhan, maka
diperlukan beberapa langkah sebagai berikut :
a) Survei pengidentifikasi kebutuhan sistem, yang mencakup :
• Data yang terlibat baik data atribut maupun data spasial
• Laporan/Informasi yang harus dihasilkan
• Aliran data dan laporan
• Prosedur komunikasi antar daerah dan pusat
• Dan beberapa aspek penting lainnya.
b) Disain sistem, yang mencakup ;
• Database
• Data masukan
• Laporan/Informasi keluaran sistem
• Prosedur pemrosesan data
• Prosedur komunikasi
• Dan lain-lain.
c) Pembuatan program Aplikasi, yang mencakup modul-modul :
• Informasi Kependudukan per wilayah
• Informasi kepemilikan Rumah / lahan
• Informasi mengenai sarana dan prasarana
d) Instalasi Sistem, yang mencakup :
• Hardware
• Software aplikasi
• Internet
e) Training penggunaan sistem, yang meliputi :
• Training untuk User (operator Admin)
Contoh informasi yang dihasilkan diperkirakan berbentuk analisis citra satelit dan data
tekstual yang dapat menginformasikan keadaan yang sebenarnya dengan cepat.
Sistem Informasi Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi, Sarana-prasarana Pasca Bencana 6
Khususnya untuk sistem yang akan dikembangkan yaitu Sistem informasi Identifikasi
Pasca Bencana,harus diperhatikan yang menyangkut Data dan Informasi dalam
perancangan sistem seperti Cara perolehan informasi, Basis Data, Konfigurasi Sistem,
Sistem Jaringan Informasi, Estimasi Kebutuhan SDM, Sistem Organisasi, Estimasi biaya
yang diperlukan, Estimasi waktu pembangunan.
a. Cara Perolehan Data dan Informasi
Informasi yang dihasilkan berhubungan erat dengan data yang diperoleh, Kebutuhan
data untuk sistem tersebut dapat diperoleh dari biro statistik yaitu untuk data
kependudukan, Data Kepemilikan tanah dan bangunan, dapat diperoleh dari BPN
ataupun Dinas Perpajakan, sedangkan data sarana dan prasarana dapat diperoleh dari
Dinas yang menangani masalah sarana dan prasarana. Sedangkan data-data lainnya
seperti citra satelit dapat diperoleh dari Bakosurtanal dan lembaga lainnya yang dapat
menyediakan data tersebut.
b. Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu
dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat
lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk
keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.
Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems)
Database yang dipergunakan untuk sistem informasi identifikasi pasca bencana ini
lebih mengarah pada pengolahan data spasial yang berbentuk citra satelit yang diolah
dengan data tekstual untuk mementukan lokasi terjadinya bencana, dan langsung
dapat ditentukan berapa jumlah kerugian jiwa , materi dan sarana-prasarana didaerah
tersebut pasca bencana.
Pengolahan data berbasiskan Sistem Informasi Geografis mempunyai data dasar yaitu
data spasial dan tekstual seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Spatial
Database
Non-
Database
Graphical
Data Capture Application
Modul
Komunikasi
Non - Graphical
Application
Spatial
Information Data Capture
Non - Spatial
Infomation
DDE
Peta Topografi Connection
Layout Sarana
Satelit
Sistem Informasi Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi, Sarana-prasarana Pasca Bencana 7
Pada dasarnya sistem informasi geografis mengacu pada suatu sistem referensi
spatial ( geo-reference ), yang dipakai untuk proses analisis dan manipulasi berbagai
macam informasi.
Data Geografi adalah data unit / area yang tersebar secara geografis yang terbagi menjadi
dua bagian.
• Data Spasial :
- data lokasi
- posisi
- bentuk
• Data Tekstual
- data deskripsi teknis
- historis
- administratif tentang unit / area
Basis data yang diperlukan untuk Perancangan Sistem Informasi tersebut meliputi :
Data Spasial :
- Data Citra Satelit pertahun
- Data Peta Kawasan
- Data Infrastruktur
- Data Land Use
- Data Kemiringan
- Data Utilitas
Data Tekstual :
- Data Kependudukan (jumlah pertumbuhan penduduk tiap daerah, Jumlah
Kelahiran, Jumlah laki-laki, jumlah wanita dll)
- Data Kepemilikan kendaraan (jumlah kendaraan yang dimiliki, jenis
kendaraan , dll)
- Data Kepemilikan Rumah dan lahan
- Data Infratruktur(sarana-prasarana didaerah tersebut)
Sistem Informasi Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi, Sarana-prasarana Pasca Bencana 8
Konfigurasi Sistem
Secara global rancangan sistem dapat dilihat pada gambar berikut :
Rancangan sistem diatas hanya memperlihatkan tahapan-tahapan proses pengembangan
sistem dan bagaimana data diproses untuk menghasilkan sebuah informasi.
Sisten Informasi Pasca Bencana tersebut diharapkan mampu :
a. Menginformasikan Junlah Kerugian Jiwa yang diakibatkan bencana. Informasi
tersebut bisa didapat dari hasil pengolahan data kependudukan didaerah tersebut
dengan mengurangi jumlah yang hidup dengan jumlah keseluruhan penduduk
pada wilayah tersebut.
b. Menginformasikan Jumlah Kerugian Materi pasca Bencana. Informasi tersebut
bisa didapat dari data kepemilikan rumah, kendaraan dan lain sebagainya,
Pengolahan dapat dilakukan dengan men-data jumlah rumah, kendaraan dan
lainnya yang rusak dengan data yang ada dalam database. Jumlah kerusakan
rumah juga dapat di cari dengan menggunakan citra satelit.
c. Menginformasikan Jumlah Kerugian Sarana dan prasarana pasca Bencana.
Informasi tersebut bisa didapat dari pengolahan data citra satelit dengan
melakukan overlay dari data yang ada dalam database.
d. Berisikan kumpulan data/informasi yang bereferensi geografis. Kumpulan data
tersebut umumnya terdiri dari beraneka macam data, seperti misalnya data
topografi, data keadaan tanah (soil data), data penggunaan tanah (land-use), data
kemiringan tanah, data jaringan utilitas, dlsb.
e. Terdapat hubungan antara satu data dengan data lainnya baik secara numeris
maupun logis, yang sangat diperlukan untuk pengolahan data atau analisis untuk
keperluan tertentu.
Sistem Informasi Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi, Sarana-prasarana Pasca Bencana 9
f. Data yang disimpan harus mempunyai struktur data tertentu
Adanya kemampuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengumpulan data,
penyimpanan data, pengambilan data (retrieval), analisis data dan penyajian data.
Disamping kemanpuan yang diharapkan dari sistem, yang tidak kalah penting dari adalah
tersebut kontrol dari sistem tersebut yang diwujudkan secara spesifik dalam suatu
aplikasi Sistem Informasi. Wilayah yang dicakupnya meliputi :
• Kontrol masukan, digunakan untuk menjamin keakurasian data, kelengkapan
masukan, dan validasi terhadap masukan.
• Kontrol pemrosesan, kesalahan dalam pemrosesan bisa saja terjadi sekalipun
program dibuat dengan hati-hati agar bebas dari kesalahan. Oleh karena itu,
pemeriksaan terhadap kebenaran hasil pemrosesan kadang-kadang perlu
dilakukan sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai bisa langsung
diketahui.
• Kontrol keluaran. Dilakukan secara manual untuk memastikan bahwa hasil
pemrosesan memang sesuai dengan yang diharapkan.
• Kontrol Basis Data, merupakan kontrol terhadap basis data antara lain dilakukan
dengan cara menerapkan kebijakan backup dan recovery, penanganan transaksi
melalui mekanisme rollback dan commit serta Otorisasi akses.
• Kontrol Telekomunikasi. Telekomunikasi merupakan komponen yang paling lemah
dalam Sistem Informasi. Penyadapan informasi dapat dilakukan melalui sarana ini
dengan cara menyergap gelombang radio dalam sistem tanpa kabel (wireless) atau
dengan cara menyadap jalur fisik dalam jaringan. Untuk mengantisipasi keadaan seperti
ini, kontrol terhadap telekomunikasi dapat dilakukan dengan cara mengenkripsi informasi
sehingga penyadap tidak dapat membaca informasi yang sesungguhnya.
Sistem Jaringan Informasi
Sistem Jaringan Informasi yang dirancang adalah: setiap daerah/Propinsi mempunyai
Sistem Pengelolaan data tersendiri yang dapat menginformasikan jumlah jiwa dan
keadaan daerahnya sendiri, dan apabila ada sebagian di daerah tersebut terjadi bencana
maka dengan cepat pusat data dipropinsi tersebut dapat menginformasikan jumlah
kerugian baik jiwa,materi dan sarana dan prasarana.
Sumber : www.angelfire.com
Sistem Informasi Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi, Sarana-prasarana Pasca Bencana 10
Selain dari sitem pengelolaan data di tiap propinsi, harus diBackUp juja dengan
pengelolaan data diPusat, agar bila terjadi kehilangan data atau terjadi bencana dipropinsi
tersebut Pusat data dapat menginformasikan Jumlah kerugian yang ada di Propinsi
tersebut.

[3] . Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
a. Bencana dapat datang kapan saja dan dimana saja di berbagai wilayah kesatuan
Indonesia, datangnya suatu bencana tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu
walaupun banyak studi tentang itu. Analisis terhadap suatu bencana dapat saja
diprediksi dari analisis gejala alam, tetapi keakuratannya tidak dapat diterima seratus
persen.
b. Kebutuhan akan Sistem Informasi untuk mengidentifikasi kerugian jiwa, materi dan
sarana-prasarana sudah sangat dibutuhkan, mengingat Indonesia sangat rentan akan
bencana
c. Indonesia memang merupakan negara terkaya dalam kegempaan, disamping itu
sebagai Benua Maritim Indonesia(BMI) yang dua pertiga wilayahnya terdiri dari
lautan dan merupakan tepi benua aktif(active continental margin) maka tsunami
selalu mengancam wilayah pesisir baik bagian luar maupun dalam BMI.
d. Untuk memperoleh sistem informasi yang berkualitas, tergantung dari data yang
didapat. Data diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi. oleh
karenanya data yang diambil harus lengkap dan terstruktur agar informasi yang
dihasilkan juga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya
Pengelola Pusat
Propinsi
Propinsi
Propinsi
internet
internet
Sistem Informasi Identifikasi Kerugian Jiwa, Materi, Sarana-prasarana Pasca Bencana 11
Saran
a. Sudah saatnya kita harus memikirkan suatu sistem yang dapat menginformasikan
keadaan dan prediksi kerugian suatu daerah pasca terjadinya bencana secara cepat,
tepat dan akurat. Alternatif sistem yang dirancang adalah sistem yang bergeo-referensi
seperti Sistem Informasi Geografis.
b. Dalam membangun/merancang Sistem informasi Identifikasi Kerugian jiwa, Materi
dan sarana-prasarana harus berkualitas dengan mengadopsi aturan dan ketentuan
perencanaan sebuah sistem informasi, agar sistem tersebut dapat berdaya guna dan
tepat sasaran

Sumber :

http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=2&url=http%3A%2F%2Fwww.stmik-im.ac.id%2Fuserfiles%2FJurnal%2520Patah.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar